Rahasia Hati yang Hitam Putih

Aku masih terjaga di tengah deru kipas angin yang tak henti sejak pagi. Sebungkus roti cokelat masih utuh, sementara segelas besar kopi tinggal seperempat.

Seharusnya, artikel kedua sudah rampung dari tadi, namun entah apa yang menahanku untuk tak segera menyelesaikannya.

Nyeri perut yang berangsur hilang, sariawan yang masih terasa perih, itu benar kualami. Tapi mungkin dua hal itu hanya alibi.

Dari sepasang earphone di telinga, Rahasia Hati milik Element mengalun meriah dalam versi live. Riuh penonton turut bernyanyi sejak awal lagu dimainkan.

Memori terbang ke beberapa jam lalu, saat sebaris pesan dalam kotak pesan Instagram terbaca di mataku dengan nada bangga.

"Aku udah move on yayyy"

Begitu saja, yang terbaca jelas dalam hatiku dengan nada girang, meski tanpa tanda baca untuk memperjelas semuanya.

Lalu, apa kabar aku?

Sekian bulan, bahkan mungkin hampir setahun. Ya, waktu terus berlalu, melaju bagai angin yang tak punya rem.
Di permukaan, hidupku baik-baik saja kini.

Pekerjaan baru; yang sulit namun masih sanggup kujalani. Hadirnya keponakan yang membuatku punya panggilan baru, Bunda. Sebab masih enggan dan belum setua itu untuk dipanggil Bude. Hahaha.

Satu lagi. Kesendirian yang makin bisa kuakrabi. Hadapi segala sulit sendiri, ke kafe sendirian dan jarang-jarang, juga ke bioskop sendirian setidaknya sebulan sekali.

Sepintas, kunikmati hidupku saat ini; baik-baik saja tanpa luka.

Tapi, nyatanya luka itu masih ada. Letaknya di sudut hati paling dalam, jauh, nyaris tak teraba. Rindu juga ada di sana, warnanya hitam putih.
Sejak kepergianmu siang itu; aku lupa kapan tepatnya.

Kamu memang masih ada, kadang mengitari daftar story Whatsapp dan tak sengaja terbaca olehku. Kadang di kota ini, kadang ke kota seberang.
Kadang bermain dengan kucingmu, namun seringnya diisi rapat ini-itu saban hari.

Syukurlah, kamu baik-baik saja. Semoga juga bahagia.

Kadang, kamu dan tulisan puitismu itu juga ada di kotak-kotak pesan sederet grup Whatsapp.
Hampir semua terbaca di mata, namun aku berusaha keras untuk tak lagi meresapinya. Padahal, dulu kata-katamu adalah alasan terbesarku jatuh cinta.

Syukurlah, ada satu sisi dalam dirimu yang belum berubah. 
Meski aku tahu, jalannya waktu pun makin mengubahmu dari sisi-sisi yang lain.

Kembali pada kabar move on dari seorang kawan, tadi. Jika kamu ingin tahu kabarku, mungkin lirik ini bisa mewakilinya.

Tak pernah ku mencoba, dan tak ingin ku mengisi hatiku dengan cinta yang lain.

Sebab, sejak kamu merenggangkan jarak denganku, hidup ini hanya tentang hitam putih bagiku. Tak lagi berwarna pelangi.
Sebab, hingga kini, soal mencintai dan berbagi hati, itu hanya denganmu.

Lalu, sampai kapan? Aku juga tak tahu.[]

28 November 2023
Inspired by a song of Element, Rahasia Hati

Posting Komentar

0 Komentar