Nostalgia Radio







Lewat radio, aku sampaikan kerinduan yang lama terpendam

Terus mencari hingga musim berganti
Radio, cerahkan hidupnya
Jika hingga nanti ku tak bisa
Menemukan hatinya lagi...

-Radio, Sheila on7


Rupanya, selain jadi bulan favorit saya, September punya sejumlah tanggal bersejarah. Salah satunya adalah Hari Radio Nasional tiap tanggal 11. Dan ternyata, 13 Pebruari juga diperingati sebagai Hari Radio Sedunia setiap tahunnya.

*

Bicara radio, sesungguhnya bukan hal asing bagi saya. Ia sudah mengakrabi keseharian sejak lama. Mendengarkan suara ayah sebelum tidur adalah sebuah rutinitas tersendiri untuk Dinda kecil. Program yang beliau bawakan kala itu adalah program remaja pada masanya, bernama Konci (Konsultasi Cinta) dan Tersuci (Terminal Surat Cinta).

Ayah menjadi penyiar radio sejak tahun 1990. Yakni, di radio Puspita FM, atau lengkapnya Puspita Hutama Nusantara Malang, hingga tahun 1992. Kemudian berlanjut ke radio TT-77 Malang sampai tahun 1996. Radio Puspita FM masih mengudara hingga kini, dan berada di kawasan Karanglo, Malang.
Sementara itu, Radio TT-77 sudah tak lagi mengudara. Bekas bangunan kantornya di kawasan Jalan Simpang Borobudur, Malang pun terlihat terbengkalai.




Konon, pudarnya eksistensi TT-77 terjadi pada awal 2000-an, saat mereka mencoba melakukan transisi dari teknologi AM ke FM. Di masa itu pula, sejumlah radio baru berteknologi FM bermunculan. TT-77 pun tak bertahan.

Namun, ada pula yang mengatakan, TT-77 kini telah berubah nama menjadi Radio Tritara FM, di kawasan Cemorokandang, Malang. Kini, radio ini khusus memutar lagu-lagu rohani Kristiani 24 jam nonstop.

*

Memasuki masa SD, saat sudah pindah ke Blitar, intensitas saya mendengarkan radio mulai berkurang. Kala itu, Ayah sudah tak lagi jadi penyiar radio, dan fokus mengajar di Blitar. Saya pun mulai mengoleksi kaset para musisi favorit, dan mendengarkan lagu lewat tape recorder warisan Mbah Kung.

Baru pada masa SMP-SMA, keakraban saya dan radio terjalin lagi. Di Blitar sendiri, radio favorit saya kala itu tentu Patria FM, dengan penyiar idola Mas Adit dan Mas Krisna. Dulu, saya beberapa kali menelepon ke radio ini untuk request lagu.

Selain itu, ada sebuah radio di Tulungagung bernama Radio Joosh FM. Program favorit saya kala itu adalah tangga lagu yang disuarakan oleh Faysal Antonio.

Tapi tentunya, sejumlah radio di Malang pun sering saya dengarkan saat sedang berkunjung ke sana. Maklum, sinyal radio Malang jarang bisa sampai ke Blitar. Beberapa radio di Malang yang jadi favorit saya yakni Kencana FM, Kosmonita FM, Elfara FM, juga Tidar Sakti FM Batu.

*

Kini, era digital-lah yang kembali menjauhkan saya dari radio. Dimulai saat maraknya situs unduh lagu gratis dalam format mp3, adanya YouTube, juga munculnya aplikasi pemutar musik digital seperti Joox dan Spotify.




Akhirnya, radio menjadi nostalgia. Masih teringat bagaimana dulu Dinda kecil dapat nyenyak tidur dengan iringan suara khas Ayah. Berkirim salam dan meminta lagu favorit pada penyiar idola. Mengerjakan PR sambil mendengarkan program Top Chart, lalu kegirangan dan ikut bernyanyi saat tembang favorit muncul pada tangga lagu. Hingga lupa pada si PR dan berbuah teguran dari Ayah dan Ibu. Hehehe.

*

Namun, meski saya tak pernah lagi mendengarkan radio, salah satu profesi impian saya sejak dulu adalah menjadi penyiar radio. Entahlah. Rasanya senang saja, bisa menyuarakan apa yang kita pikirkan, menyampaikan salam pendengar, juga memutarkan lagu kesukaan mereka.




Keinginan menjadi penyiar radio itu hingga kini memang masih jadi mimpi. Syukurlah, mimpi itu sedikit bisa teralihkan ke media podcast, lewat aplikasi Anchor yang bekerjasama dengan Spotify. Namun, jika suatu saat ada tawaran menjadi penyiar radio, rasanya masih akan saya terima. Hehehe.

Selamat Hari Radio! Terimakasih radio, untuk sempat membersamai masa kecil hingga remaja saya.[]

Pictures from:
Instagram @kosmonitamalang
Jaket Ayah dari TT-77
Foto Ayah saat jadi penyiar di Puspita FM

Information Source about TT-77 from:
http://www.photomalang.com/2019/04/am-828-radio-tt77-legendanya-radio-kota-malang.html?m=1

https://ngalam.co/2016/02/16/kenangan-dari-radio-tt-77-malang/

Posting Komentar

0 Komentar