Cerita Akhir Pekan (1)

Sepulang kerja, saya sudah bersiap di depan rumah demi menanti driver Grab yang sudah saya pesan. Hari ini memang agak berbeda. Saya akan menuju salah satu kafe di kota Blitar. Demi penuhi janji yang telah disepakati beberapa hari sebelumnya.

Namun rupanya, sang driver mengirim satu pesan baru ke aplikasi saya. Berkata bahwa ban motornya bocor, dan ia akan mencarikan driver lain. Saya segera membalas, dan memintanya agar cepat.

***

Resah melingkupi batin saya, melihat kelabu yang telah menggantungi langit. Bagaimana ini? Di mana driver lain itu? Kecemasan saya bertambah saat Fitriara bilang dia telah sampai di kafe tersebut.

Tidak bisa. Saya tak bisa menunggu lagi. Tanpa pikir panjang, segera saya buka Whatsapp dan menghubungi Mas Bayu, seorang driver Grab yang kebetulan saya simpan nomornya. Saya minta tolong diantar ke tujuan, lengkap dengan alasannya.

***

Sekadar info, Mas Bayu ini pernah mengantar saya ke Perpustakaan Bung Karno hari Ahad lalu. Siapa sangka, ternyata profesinya adalah dokter hewan di Surabaya. Dia hanya nge-Grab jika sedang pulang ke Blitar. Wah, salut!

Syukurlah, Mas Bayu kebetulan sedang tak ada orderan. Ia pun menyanggupi. Saya mengakhiri percakapan dengan harap-harap cemas.

***

Sekitar seperempat jam kemudian, seorang lelaki berjaket khas Grab berhenti di hadapan. Sejenak ia memandangi saya. "Mbaknya yang pesan Grab ya?" tanyanya. Saya mengiyakan.

Tapi, Mas Bayu tiba pula seusainya. Sesaat saya bimbang. Namun akhirnya saya memilih berangkat bersama Mas Bayu. Dengan berat hati, saya batalkan order untuk driver satunya. Saya minta maaf ya, Mas. Mungkin lain waktu.

***

Mas Bayu segera melaju dengan agak ngebut atas permintaan saya. Inginnya beradu cepat dengan hujan. Namun apa daya, hujan menderas saat kami hampir tiba di kafe. Mas Bayu sempat menawari saya untuk menepi sejenak dan mengenakan mantel, tapi saya menolak.

Jadilah, saya sampai di sana dalam kondisi basah, meski tak terlalu kuyup. Saya lihat Mas Bayu mengeluarkan mantel dan memakainya. Padahal, jaket dan tasnya sudah basah.

Maafkan saya ya, Mas Bayu. Semoga Mas baik-baik saja. Dan saya harap, Mas tak kapok untuk menerima orderan saya lain waktu. Mungkin tulisan singkat ini memang tak bisa mengganti bintang lima yang urung saya berikan. Tapi saya merasa perlu mengisahkan ini. Terimakasih banyak.[]

Bersambung...

Posting Komentar

0 Komentar