Herr Der Diebe : Berpetualang bersama Pangeran Pencuri

Identitas Buku

Judul                  : Herr Der Diebe (Pangeran Pencuri)
Penulis               : Cornelia Funke
Alih Bahasa      : Hendarto Setiadi
Tebal Buku        : 426 halaman
Cetakan Kedua: 2011
ISBN                  : 978-979-22-6883-6
Penerbit            : Gramedia Pustaka Utama

Jangan lagi bertanya di mana saya menemukan buku ini, karena jawabannya masih sama. Sore itu-dua minggu yang lalu, seperti biasa, saya mampir ke Philokoffie sepulang rutinan FLP di Perpustakaan Bung Karno. Kafe mungil di Jalan Dr. Sutomo ini memang sudah seperti rumah kedua buat saya.

Sebenarnya, buku ber-cover anak laki-laki bertopeng ini sudah lama saya lihat di rak buku Philokoffie. Namun, baru kali itu saya penasaran dengan kisahnya.

***

Berawal dari kisah Prosper dan Bo, sepasang kakak beradik asal Inggris, yang melarikan diri ke Venezia, Italia, demi terhindar dari rencana bibinya untuk mengadopsi Bo, dan memasukkan Prosper ke asrama.

Di Venezia, mereka ditolong oleh sekawanan pencuri cilik; Tawon, Riccio, dan Mosca, yang dipimpin oleh seorang anak laki-laki bernama Scipio. Orang-orang lebih mengenalnya dengan nama Pangeran Pencuri. Mereka tinggal di sebuah gedung bioskop tua yang telah terbengkalai. Setiap barang hasil curian dijual pada seorang pria pemilik toko barang antik, Barbarossa. Sayangnya, Barbarossa adalah seorang licik dan mau menang sendiri.

Tapi, bibinya tak kurang akal. Ia menyewa detektif bernama Victor, demi bisa menemukan kedua keponakannya itu. Namun, Prosper dan Bo selalu bisa lolos karena pertolongan para sahabatnya. Belakangan, Victor justru berbalik membantu kedua anak itu menjauh dari bibinya, sekaligus menjadi teman baru bagi kawanan pencuri itu.

***

Sebuah tugas yang diterima Pangeran Pencuri untuk mengambil sepotong sayap kayu, membuka banyak rahasia para anggota komplotan. Termasuk fakta tentang Sang Pangeran Pencuri sendiri yang mengejutkan teman-temannya. Namun, ada hal baik yang mereka dapatkan dari tugas pencurian itu. Pertemuan mereka dengan Ida Spavento, seorang wanita baik hati yang kemudian mengijinkan mereka tinggal di rumahnya.

Sepotong sayap itu pula yang membawa mereka ke sebuah pulau terpencil yang menjadi tempat tinggal seseorang yang memberikan tugas itu. Banyak hal yang mengejutkan mereka setibanya di pulau itu, termasuk ditemukannya komidi putar ajaib yang dinaiki Scipio dan Barbarossa, dan mengubah hidup mereka.

***

Novel ini-seperti novel terjemahan pada umumnya, selalu menggambarkan tiap adegan, ciri tokoh, dan latar cerita secara detail. Membuat saya seolah juga berada di Venezia, dan ikut berpetualang bersama mereka.

Penggambaran tentang Basilika, gondola, kanal-kanal, jembatan, toko barang antik, juga setiap gang-gang sempit di Venezia dituliskan secara menarik. Begitu pula ciri tokoh, seperti Tawon, gadis sang pecinta buku, Bo yang polos dan sangat menyukai kucing, Scipio yang misterius dengan jubah dan topengnya, Prosper yang bijaksana dan selalu berhati-hati, Riccio dengan rambut jabrik dan sifat pecicilannya, juga Mosca, si hitam yang terobsesi membenahi barang-barang rusak.

Adegan favorit saya di novel ini adalah saat Prosper dan Riccio berusaha melarikan diri dari kejaran Victor, saat akan pulang ke bioskop. Mereka harus menempuh jarak yang lebih jauh lagi, agar Victor kehilangan jejak mereka. Dan tentu saja, adegan naik komidi putar ajaib itu, yang menjadi bagian penting dari novel ini.

***

Kini saya penasaran dengan versi filmnya, yang ternyata sudah dirilis tahun 2005 lalu. Adakah yang punya file filmnya?[]

2 Mei 2017
Adinda RD Kinasih

Posting Komentar

0 Komentar