Serius, Mau "Move On" dari Afgan?

Untukmu aku akan bertahan, dalam gelap takkan kutinggalkan...

Sebaris kalimat itu, ada dalam lirik lagunya, bertajuk Untukmu Aku Bertahan. Tembang ini, bagiku, adalah sebuah janji yang tersirat dari Afgan, bahwa ia takkan pernah meninggalkan orang-orang yang berarti untuk hidupnya.

Termasuk kita. Afganisme.

Aku cukup dibuat heran dengan fenomena yang terjadi akhir-akhir ini. Di mana makin banyak saja mereka yang mengaku Afganisme, tapi mereka malah tak lagi setia mendukung hal-hal yang Afgan lakukan.

Kalau aku pribadi, sih, tetap pada prinsipku sejak 2009 lalu. Bahwa menamai diriku dengan "Afganisme", artinya selalu mendukung tiap hal positif yang dilakukan lelaki 24 tahun itu. Terutama dalam karirnya. Jika ia menoreh prestasi, sekecil apa pun, maka kebanggaan juga menguar dari hatiku.

Tanpa terlalu mengurusi hal-hal pribadinya. Ya, kuakui, sekarang aku memang tidak sejalan dengan pilihannya, yang menjadikan aktris pemeran utama film Perahu Kertas itu sebagai pemilik hatinya. Namun, bukan hakku, untuk memintanya mengakhiri cinta, atau menjodoh-jodohkannya dengan gadis lain. Seperti lagunya, Jodoh Pasti Bertemu, maka aku yakin suatu saat dia akan dipertemukan dengan jodoh yang tepat menurut Tuhan untuknya.

Menyoal kalimat move on dari Afgan, kurasa kalimat ini agak aneh ditulis, dibaca, dan didengar. Hahaha, move on, seperti orang pacaran saja. Aku, hingga detik ini, tak pernah bilang bahwa aku benci Afgan, atau pun akan berhenti menjadi Afganisme.

Karena bagiku, move on, berhenti, atau apa pun istilahnya, berarti menghapus lagu-lagunya, berhenti mem-follow akunnya, mengganti setiap channel TV jika ada dia di sana, membuang segala pernak-pernik yang berhubungan dengannya, dan lainnya.

Lalu, jika semuanya akan berakhir seperti itu, apa gunanya dulu kita memboroskan uang demi membeli semua albumnya, rela merogoh kocek dalam demi saksikan filmnya di bioskop, betah berjam-jam berurusan dengan dunia maya hanya untuk mengunduh semua lagunya, menahan kantuk demi nikmati penampilan bagusnya di TV hingga larut malam...


Untuk apa semua itu, jika akhirnya dukungan tak lagi ada untuk Afgan?

Aku pribadi tak peduli, bagaimana pun seorang Afgan kini. Yang aku tahu, hanya sebuah hal sederhana. Bahwa ia tetap Afgan yang menyayangi Afganisme, seperti kidung yang ia lantunkan. Bahwa ia adalah Afgan, salah satu solois terbaik Indonesia, yang hingga kini tak henti menoreh prestasi dan karya emas.

Dan, meski aku hanya bisa menemuinya dalam setiap videoklip, konser di TV, artikel di koran atau majalah, dan dalam jejaring sosial, bagiku Afgan adalah salah satu anugerah yang diberikan Tuhan. Lewat lagu-lagu dan prestasinya, ia mampu memacuku untuk bersemangat dan berbuat lebih baik lagi bagi hidup.

Jadi, serius nih, mau move on dari Afgan? Hmm... dengarkan dulu lagu Seperti Bintang dan Untukmu Aku Bertahan, ya. Ingat satu kalimat yang tertulis dibawah lirik lagu-lagu itu...

"Dedicated to All Afganisme, you're my star!"

Posting Komentar

0 Komentar