Pukul 1, Usia 31, di Kota Paling Satu




15 September baru saja berakhir sekian jam lalu. Tahun ini, selebrasi makin sepi. Hanya ada satu dua kiriman misterius yang sesungguhnya adalah kejutan serius. 

Tahun ini, diri bertemu angka 31. Usia yang sudah cukup meresahkan, tapi juga dipenuhi kelegaan. Tanya-tanya soal pasangan sudah hampir tak ada. Meski begitu, ada rangkum doa yang tetap dipanjatkan. 

Tahun ini pula, memberanikan diri untuk keluar dari dunia yang tak sepenuhnya dijiwai. Coba masuki bidang yang telah lama diminati. Rupanya, mau dipaksa atau sukarela, semua hal bernama 'kerja' memang tidak melulu mudah. 

Pukul satu sudah, saat putaran ban terhenti di pelataran sebuah restoran. Perut sudah keroncongan sejak awal perjalanan, namun kantuk berhasil mengalahkan. 

Layar terang berisi tampilan aneka menu makin terasa menggiurkan. Sesaat kemudian, menu siap usai beberapa sentuhan dan lembar uang yang disodorkan. 

Sebuah roti cepat saji favorit semua kalangan tiba di hadapan. Selembar daging, keju, dan sayuran di dalamnya makin menambah lapar. Bersama segelas kopi susu dingin; tanpa rasa susu. Hanya pahit, bersama kenyalnya agar-agar mungil. Tapi ini justru jadi favorit.




Kedai legendaris ini tak sepi meski tengah malam telah terlewati. Di kota ini, pukul satu serasa masih 10 malam. 

Udara dingin menyapa, kala kaki melangkah keluar. Jalanan di pusat kota ini lengang, meski masih ada cengkerama akrab gerombolan muda-mudi. Entah. Mungkin, bagi mereka malam serupa pagi. 

Ini pukul satu, dari kota paling satu. Kota yang jadi saksi pertama kali, kala diri melihat dunia; di 15 September 1992. 

Hai, Diri. Selamat berjumpa angka baru hari ini. Hidup memang tak selalu tentang mudah atau bahagia. Ada banyak amarah dan luka yang sertainya. Di sini atau di sana, dua hal itu akan selalu mengisi pikiranmu. 

Jika lelah, bersandarlah. Jika jenuh, hiburlah. Jika ingin berhenti sejenak, tak apa. Asal jangan lupa untuk terus lanjutkan langkah. 

Tetap kuatlah. Sebab, bukan engkau yang tentukan garis hidupmu sendiri. Percayalah pada jalan yang sudah ditentukan-Nya. Sumber kuat itu bukan darimu, tapi milik-Nya. Maka, selalu mintalah pada-Nya. 

Selamat ulangtahun, Diri. Jangan menyerah dulu. Hari depan tak ada yang tahu.[] 

Malang, 16 September dini hari
Adinda RD Kinasih

Posting Komentar

0 Komentar