Kirana : Lupa Nama, Ingat Rasa

Photo from : Pinterest


Brian 

"Jadi gitu, Ran, kabar terkininya. Buruan lo follow-up ke Bu Dian, ya. Gue nggak mau kena marah lagi." 

Ujarku sambil melahap potongan daging steak wagyu pesananku tadi. Beberapa saat berlalu, tak ada jawaban yang kudengar.

Keheranan, kuangkat wajahku dan menatapnya. Kirana, gadis berambut sebahu itu, tengah mengarahkan matanya ke samping; tepatnya terpaku pada sebuah meja. 

Aku mengernyitkan dahi, sembari melihat ke arah yang sama. Seorang lelaki berperawakan sedang tampak sibuk memberesi piring dan gelas kotor. Aku tahu, lima menit yang lalu, pasangan muda baru saja beranjak dari sana. 

Sejenak kemudian, lelaki itu berlalu. Pandangan mata Kirana mengikuti sosok lelaki berseragam hitam itu hingga ia menghilang di balik pintu. 

Kini, aku mengamati Kirana. Bibirnya sedikit mengerucut. Matanya terpejam, seperti berusaha mengingat sesuatu.

"Aduuh, siapa sih namanya?" tiba-tiba ia setengah menggerutu. 

"Brian." jawabku sekenanya seraya meneguk teh stroberi dingin yang tinggal separuh itu. 

Kirana spontan memelototiku.
"Bukan kamu, kali Brii!" kekesalan sarat dalam suaranya. Aku terbahak.

Setengah berbisik, Kirana memintaku memandang ke arah yang sama dengannya. Rupanya sosok lelaki itu kembali lagi. Kini berdiri di depan meja bar. Aku memicing. Ia terlihat lebih jelas di mataku. 

Separuh wajahnya tertutup masker, tapi dari matanya, aku bisa menilai ia adalah seorang yang tegas. Dengan perawakan setinggi diriku, kulit coklat terang dan rambut yang agak keriting. 

"Lo kenal dia, Ran?" 

Gadis itu tak segera menjawab. Ia lahap menghabiskan mie kuah topping daging sapi favoritnya itu. 

"Kenal. Minggu lalu. Ketemu di sini juga. Tapi aku lupa namanya. Aduuh, siapa yaa... jadi nggak bisa manggil dia, kan." nada kesal masih tersisa dalam suara Kirana.

Beberapa kali lelaki itu hilir mudik; selama itu pula pandangan mata Kirana jatuh ke arahnya, mengikutinya. 

Aku jadi merasa asing. Sore ini, aku memang sengaja mengajak Kirana mencoba menu-menu di restoran ini. Tempat ini favoritku, dan kukira gadis itu akan menyukainya juga. Tapi ternyata lelaki tadi berhasil mengalihkan perhatiannya. Dan apa tadi dia bilang? Dia bertemu lelaki itu di sini?

Hatiku mulai terasa aneh. 

*** 

Kirana 

Aku tidak fokus. Aku dengar semua yang Brian bicarakan, tapi tak menyimaknya sama sekali. 

Semua karena lelaki itu. Sejak kemunculannya dari ruang belakang, sepasang mata itulah yang menghipnotisku. Di ruangan ini, beberapa orang berbaju sewarna dengannya dan bermasker sepertinya, tapi aku selalu bisa menemukan sepasang mata itu. 

Tapi, sial! Aku lupa namanya. Sungguh aku lupa. Berawalan huruf D, hanya itu yang terdengar dari kepalaku. Iya, tapi D siapa? 

Perjumpaan pertamaku dengan D ini terjadi tanpa sengaja. Tepatnya minggu lalu, saat Alena, teman sekantorku, mengajakku ke sini. Ternyata D adalah teman lama Alena, dan menjabat sebagai Manajer Operasional di restoran ini. 

Sepasang mata dan gaya bicara D langsung memikatku dan abadi di memori. Wajahnya mungkin tak terlalu tampan, tapi gesturnya mampu memaku tatapku ke arahnya sepanjang ia bicara. 

Alena tergelak mendengar pengakuanku saat perjalanan pulang. Dia menganggapku bercanda saat kubilang tertarik pada lelaki tadi.

"Ada-ada aja kamu, Ran. Gimana mungkin kamu bisa suka sama orang yang baru kamu temui? Belum kenal, lagi. Ngaco, ah!"
Begitu respon Alena saat itu. Aku tersenyum kecut. Perasaan ini serius! Kenapa ia tak percaya? 

*** 

Brian 

Seisi mobil hening, tapi ruang pikirku riuh suara. Sibuk menerka-nerka apa yang sedang Kirana pikirkan. Di balik diamnya, aku tahu dia tak benar-benar diam.

Perlahan, akhirnya aku bisa memahami isi kepala Kirana. Lirik lagu up-beat yang terputar dari ponselnya ke tape mobilku jelas menggambarkannya. 

Aku ingin kau dan ku bermanja
Bukan hanya bercanda 

Oh, aku tak hanya ingin menari
Denganmu, menghabiskan waktu
Hingga malam terang lagi 

Oh, meskipun indah saat bertemu
Ku yakin kau tak ingat aku
Saat bangun esok pagi 

Lupa, lupa lupa namanya
Ingat rasanya, oh 

Aku makin larut dalam diam dan berpura kembali fokus menatap jalanan. Tapi, tiba-tiba Kirana berseru. Membuatku membelalak, lalu menginjak rem mendadak. 

Ciiiittt!! 

"Ada apaan sih, Ran? Lo kenapa?" tanyaku penasaran bercampur khawatir. Rasa cenat-cenut di lenganku akibat cubitan Kirana sesaat lalu masih terasa. 

Kirana tak lekas menjawab. Senyum itu melebar, makin membuat manis wajahnya. Mataku pun tak kuasa lepaskan tatap darinya. Kirana, lo berhasil bikin gue nggak karuan sekarang! Seruan itu terdengar jelas dari hatiku. 

"Aku inget, Brii! Namanya Dananjaya! Ya, Dananjaya!" 

Suara hatiku sontak berhenti menggaung. Kalimat tadi keluar dari bibir Kirana, sarat rasa lega dan gembira. Hanya sekilas senyum kuberi sebagai reaksi. 

***

Kirana 

Mobil melaju lagi, masih dengan kecepatan yang sama. Rasanya hatiku plong sekali, akhirnya nama lelaki itu bisa kuingat juga. Segera aku bertukar pesan dengan Alena, demi mencari tahu semua tentang Danan. 

"Minggu depan, aku mau ke resto itu lagi, ah! Pas banget mau ada live music! Denger-denger dia bisa nyanyi sambil main gitar!"

Seruku antusias. Brian tak menanggapi. Wajahnya tampak suntuk. Aku jadi merasa tak enak. Lagu yang dibawakan Okin dan Kay pun kuganti. Dari ekor mataku, air muka Brian berubah kaget mendengar lagu yang terputar. Senyum kecilnya terbit. Syukurlah, semoga rasa jenuhnya bisa segera hilang. 

*** 

Brian 

Kirana jamah aku, jamahlah rinduku
Tak akan pernah usai cintaku padamu
Hanya kata yang lugas yang kini tersisa
Kuingin rasakan cinta... 

Suara Ari Lasso masih merdu mengisi di tengah laju mobilku. Seorang diri kini. Kirana tak lagi bersamaku. Aku yakin, sekarang dia sudah masuk kamar. Berbaring di kasurnya, atau mungkin telah terlelap dalam senyuman. Sayang, lelaki yang berada dalam pikirannya bukan aku. 

Kirana, seperti lagu lawas kesukaanku ini, sudah lama kuingin rasakan cintamu. Cinta yang kini malah kamu jatuhkan pada lelaki asing itu. Lelaki yang bahkan kamu lupakan namanya. Aku yakin, rasa itu terlalu dini untuk disebut cinta.[]

Inspired by: 
A Song by OKAAY, "Lupa Nama Ingat Rasa" 
A Song by Dewa19, "Kirana"


Posting Komentar

0 Komentar