Donat Stroberi Sarat Nostalgi






Saya memandangi bungkusan kertas itu agak lama. Dua kata yang tertulis di sana membawa banyak rasa, memori, juga rindu. Font huruf dan warna oranye-merah mudanya masih lekat di ingatan. Saya tersenyum. Malam ini, satu memori masa kecil terbuka kembali. 

*** 

Ada banyak hal yang membawa memori masa kecil saya. Buku, tokoh kartun, lagu-lagu, beraneka mainan dan boneka, juga ragam jajanan. 

Termasuk donat yang satu ini. Nama Dunkin' Donuts tentu tak asing di telinga sebagian besar kita. Dunkin' sendiri berasal dari Massachusetts, Amerika Serikat dan didirikan tahun 1950.




Sebenarnya, tempat ini sudah ada sejak 1948. Pada masa awal didirikan, restoran ini bernama Open Kettle. Hingga akhirnya, berganti nama di 1950. Bill Rosenberg, pendirinya, mengamati bahwa menu terfavorit pengunjung di sana adalah donat dan kopi. Hal itu pula yang melatarbelakangi nama Dunkin' Donuts. Berasal dari kata dunk yang berarti celup, mengarah pada cara menikmati donat dengan dicelupkan ke kopi. 

*** 

Cerita masa kecil saya bersama Dunkin' cukup membekas. Kala itu, tahun 90an, saat saya masih TK. Paman masih berkuliah di Malang. Ada pula Bibi saya yang kuliah di Yogyakarta. Salah satu dari mereka akan membawakan sejumlah jajanan, termasuk Dunkin' Donuts ini jika sedang pulang ke Blitar. Saya agak lupa rasa favorit kala itu. Tapi ada satu varian donat yang saya ingat, yakni bomboloni bertabur gula halus berisi selai stroberi. 

Tahun-tahun berganti. Merk donat baru banyak bermunculan, membuat Dunkin' perlahan terlupakan. Setidaknya bagi keluarga saya. Setelah begitu lama tak makan Dunkin', akhirnya saya berkesempatan mencicipinya saat di stasiun Bandung, 2020 lalu. Itu pun hanya demi mengganjal perut. Saya lupa varian apa yang dipesan kala itu.

*** 

Saya di rumah sendirian pada akhir pekan itu, saat rindu pada Dunkin' datang tiba-tiba. Langsung saya hubungi orangtua yang sedang di Malang. Mama yang menjawab pesan saya kala itu. Kalimat 'Tolong belikan Dunkin' yang isi selai stroberi' mungkin sempat mengherankan Mama. Tumben sekali, Dunkin'. Padahal biasanya ada donat merk lain yang jadi kesukaan saya juga. 

Jelang pukul delapan, yang ditunggu datang. Saya memandangi bungkusan kertas itu separuh takjub, separuh rindu. Rasanya seperti kembali ke tahun 90an. 
Saat bungkusan itu dibuka, sebuah donat tanpa lubang bertabur gula halus menyapa. Mengirisnya jadi dua, lelehan selai stroberi sontak lebarkan senyuman. 

Saat lidah merasakannya, yang pertama terlintas dalam benak adalah: "Rasanya masih sama!" Hahaha. Halo, Dunkin' Donuts. Terimakasih untuk nostalgia yang kamu bawa malam ini.[] 

Desember 2022

Dunkin' Donuts' Logo from https://blog.logomyway.com/dunkin-donuts-logo/




Posting Komentar

0 Komentar