Part 4
Hei, sampai jumpa di lain hari
Untuk kita bertemu lagi
Kurelakan dirimu pergi
Meskipun ku tak siap untuk merindu
Ku tak siap tanpa dirimu
Kuharap terbaik untukmu
Penggalan lirik milik Endank Soekamti itu menggema di benak saya hari ini. Seiring semangat yang sudah meredup sejak pagi. Ada sesal di hati, sebab tak memungkinkan bagi saya untuk kosongkan waktu. Mengapa harus secepat ini, pikir saya sendu. Inilah saatnya Ajeng pulang ke Bekasi.
***
Tapi, sedih saya memudar perlahan saat menerima pesan Ajeng. Ia sempat menikmati Soto Kudus Bu Is di kawasan Kepanjenkidul saat sarapan. Kemudian berkeliling Kota Blitar sebentar sambil berburu oleh-oleh. Lalu istirahat di hotel.
Sebelum ke stasiun dan mengembalikan motor sewaan, mereka berdua juga menyempatkan mencicipi Nasi Pecel Mbok Bari.
Rasanya kayak makan pecel di rumah, begitu tulisnya dalam pesan. Saya tersenyum. Makin tak sabar menanti sore datang.
***
Pukul lima lebih sepuluh. Saya baru tiba di rumah. Cuci tangan kaki lekas-lekas. Lalu masuk kamar, duduk, dan memasang earphone. Menunggu panggilan video itu tersambung.
Layar ponsel berubah latar belakangnya. Ada rel kereta yang sepi. Lalu kamera menampilkan wajah Ajeng yang tertutup masker krem. Ia mengenakan jilbab hitam dan jaket jeans.
"Maaf Din, bising banget di stasiunnya. Jadi aku melipir ke sini." begitu ucapnya. Ternyata ia menepi ke areal luar stasiun, kalau tak salah di bagian samping.
Saya mengiyakan, seraya bertanya kereta berangkat jam berapa, dan tiba di Jakarta jam berapa. Rupanya jamnya tak jauh berbeda dengan dua hari lalu.
"Nih, Din.. situasi di stasiun. Itu kereta yang mau ke Surabaya." Ajeng membalik posisi kamera ponselnya. Stasiun Blitar cukup padat sore itu. Saya jadi kangen naik kereta api.
Waktu makin merapat ke angka setengah enam. Kereta berangkat sesaat lagi. Sebelum videocall diakhiri, saya sempatkan menyapa Kak Didi yang tengah serius menatap layar laptopnya di salah satu bangku peron. Terimakasih saya tak kunjung habis untuknya, yang telah sedia mengantar dan menemani Ajeng jauh-jauh ke sini.
***
Maka, di sini pulalah catatan ini usai. Pertemuan ini sungguh tidak pernah saya sangka, dan kini selalu saya rindukan.
Terimakasih, Ajeng Nur Indah Sari dan Kak Dwindy Stanza, untuk telah mengadakan waktu berkunjung ke Blitar. Semoga dapat bertemu lagi di waktu mendatang, bersama Dylan juga. Sehat dan bahagia selalu, ya! Oh ya, suatu saat saya juga mau main ke Bekasi. Hehehe.
Terimakasih juga Dimas Fanny Hebrasianto Permadi, untuk telah ikut mewarnai pertemuan ini. Sehat selalu di kota rantau, ya!
Desember ini terasa begitu berbeda. Biasanya ia bernuansa sendu dan sarat teka-teki akan apa yang terjadi tahun depan. Namun kali ini mendadak jadi padat oleh manisnya kenangan. Saya bahagia, sebab kalianlah bagian dari kenangan itu.
Dan Semesta, terimakasih untuk kado hebat di akhir tahun ini.[]
Blitar, 20-23 Desember 2022
Dedicated to Ajeng, Kak Dwindy, and Dimas
Hope we'll meet again soon!
0 Komentar