Rainbow of Love (Remake)





-With Song Title & Lyrics of Kevin and The Red Rose

Part 2 - Ingin Miliki Hatimu


Perempuan yang dipanggil Mbak Nana menyapa ramah dengan volume pelan.

"Halo, Kina. Apa kabar? Baru pulang sekolah, ya?"

Dalam tatapnya yang berpura fokus ke layar ponsel, telinga Grey pelan menangkap sebuah jawaban.

"Iya, Mbak. Habis ini mau ke radio."

Grey mengernyitkan kening. Radio? Gadis yang kira-kira sepantarannya ini kerja di radio?

"Oh, ada jadwal siaran, ya?" Mbak Nana menimpali sambil menyiapkan pesanan. Microwave berdenting. Kina mengiyakan dan langsung girang saat melihat seporsi makaroni keju yang baru keluar dari sana.

"Wah, Mbak Nana tahu aja, kalau aku mau pesan itu! Baik bangeet, sih, udah disiapin!"

Mbak Nana mengangkat wajah. Rautnya berubah, kontras dengan nada ceria dalam suara Kina. Senyum sungkan tersungging, lalu ia berujar. "Wah, maaf, Kina. Mac and cheese hari ini tinggal satu porsi. Dan sudah dipesan Mas yang itu. Ini ada menu baru, croffle tuna. Kina mau coba?"

Grey, yang sejak tadi mendengarkan perbincangan itu, kini beralih memerhatikan wajah sang gadis. Ia mendesah kecewa sembari mengusap rambutnya yang separuh basah. Wajar saja jika Kina sampai semurung itu. Sebab, sejak pulang sekolah tadi, yang ada dalam pikirannya hanyalah sepiring makaroni keju hangat, dengan toping lembaran daging ditaburi serpih peterseli.

Pelan, Kina menggeleng, sebagai jawaban atas tawaran croffle tuna tadi. Saat ia bersiap pamit pada Mbak Nana dan Mas Arya, ia dikejutkan oleh sosok lelaki yang tahu-tahu sudah ada di sampingnya.

"Mbak, tuna croffle-nya buat saya aja. Mac cheese-nya biar buat dia." ujar Grey pada Mbak Nana sambil menunjuk Kina.
Kina terbelalak.

"Eh, nggak usah, Mas. Nggak apa-apa, kok. Lain kali aja. Kopinya aja, Mas Ar..." ucapnya, bersamaan dengan Mas Arya yang menyodorkan gelas kertas berisi Americano yang dipesan Kina sebelumnya. "Aku pamit dulu, ya."

"Tunggu, Kina."

Untuk kedua kalinya, Kina terbelalak lagi. Ia jelas merasakan genggaman pada lengannya. Bagaimana mungkin lelaki ini tahu namanya? Apa dia mendengarkan perbincangan dengan Mbak Nana sejak tadi?

"Mac and cheese ini buat kamu. Mbak, saya ganti croffle tuna satu. Dimakan di sini, ya."

Dua perempuan itu sama-sama terdiam sesaat, keheranan dan kaget dengan kata-kata Grey barusan. Segera, Mbak Nana mengiyakan permintaan Grey. Mengemas makaroni keju, yang memang biasanya di-take away oleh Kina, sembari memanaskan croffle tuna yang kini jadi milik Grey.

Kina menghela napas. "Makasih ya, Mas." ia berujar seraya menyodorkan selembar limapuluh ribuan dari tasnya. Grey mengernyit, lalu menggeleng.

"Nggak usah, Kina. Ini kutraktir. Anggap saja sebagai tanda perkenalan.

Sekali lagi, Kina takjub mendengarnya. Belum sempat ia membalas, Grey mengulurkan tangan. "Halo. Greyandra Nayosa. Salam kenal, ya!"

Kina terbelalak, namun kemudian tersenyum. "Eh, salam kenal juga yaa... Grey? Abu-abu?" Kina separuh bercanda menebak nama panggilan Grey. Tak ayal, Grey tergelak sejenak. Pada Kina, ia berkata, bisa panggil Grey saja.

Kina tersenyum sekali lagi pada Grey, menerima kotak berisi makaroni kejunya, dan berpamitan pada Mas Arya dan Mbak Nana. "Duluan ya, Grey. Makasih banyak buat ini."

Selepas itu, ada senyum Grey yang tetap tersungging. Meski Kina sudah mohon diri dan pergi. Meski kopi tubruknya sudah lama tandas dan sisakan ampas. Meski piring yang dihuni croffle tuna telah kosong dan menyisakan noda. Meski tawa dan ledekan Redo sudah lama berhenti. Hujan pun telah reda sejak tadi. Grey sendiri tak mengerti, bagaimana seorang gadis asing yang baru dikenal bisa membuatnya terpana begini.

"Woy! Udah bengongnya? Masih waras kan, lo?" tepukan Redo di bahunya seketika membuyarkan lamunan. Grey hanya tersenyum sambil menggaruk kepalanya. Redo terbahak. Baru kali ini dia melihat sahabatnya itu seperti ini.

Beberapa menit kemudian, mereka berdua pamit pergi dari kedai. Mas Arya dan Mbak Nana tersenyum dan berpesan untuk mampir ke Seduh lagi kapan-kapan. Grey mengangguk, membuka pintu, dan melangkah menuju motornya. Dari kabel earphone di telinganya, lagu tadi masih terdengar lirih.

Hei kamu yang di ujung sana
Mata sungguh mempesona
Ingin aku memiliki hatimu
Kamulah satu-satunya yang ingin kuberi rasa
Rasa cinta yang terjadi sejak pandangan pertama...


Grey tersenyum lagi. Sepertinya, Seduh adalah tempat yang akan sering ia datangi sejak hari ini.[]

To be continue...

Posting Komentar

0 Komentar