Kejutan dari Para Legenda (1)





Pada sebuah sore di kedai putih abu-abu. Langit nampak senada warnanya, pertanda pasukan air akan memulai pertarungan sesaat lagi. Saya duduk di salah satu kursi bulat di teras kedai, bertukar cerita seputar musik dengan lelaki gondrong berbaju merah yang baru saya kenal hari itu.


"Nah, saya mau tanya, nih. Mbak suka Dewa yang eranya siapa? Ari Lasso, atau Once?" begitu tanya lelaki itu. Pertanyaan sederhana yang masih betah diam di pikiran saya hingga hari ini.

Bicara Dewa atau Dewa19, bisa dikatakan saya cukup mengikuti perjalanan bermusik grup asal Surabaya ini. Khususnya pada era Once Mekel, tepatnya sejak saya SD. Sempat mengoleksi albumnya pula, dari Bintang 5 hingga Republik Cinta. Dahulu, saat stasiun TV masih sering mengadakan konser mereka, saya pun menjadi penonton setia, hingga rela begadang. Tapi, selepas itu, saya tak lagi terlalu mengikuti perkembangan karya-karya mereka.

Namun, Dewa19 kembali menarik perhatian saya sejak mereka mulai sering manggung lagi dan mendapuk Judika sebagai vokalis. Pada dasarnya, Judika adalah vokalis multitalenta, jadi menurut saya pas saja jika ia bergabung dengan Dewa19. Ah ya, kala itu namanya jadi Mahadewa, kalau tak salah.

Tapi rupanya, kemudian Virzha yang hadir menggantikan Judika. Saya pun sadar, bahwa Dewa19 era saat ini mengusung konsep kolaborasi. Adakalanya mereka tampil bersama Ari Lasso, Once Mekel, Judika, atau Virzha.

Namun, kemudian kolaborasi ini jadi mengejutkan buat saya, karena Pamungkas. Ya, penyanyi yang dikenal karena lagu To the Bone-nya itu menyanyikan ulang lagu Pupus, Cinta 'Kan Membawamu Kembali, dan Risalah Hati. Tak lama kemudian, gantian Dewa19 yang me-recycle tembang karya Pamungkas, Kenangan Manis dan To the Bone. Kolaborasi dan "tukar lagu" ini menyuguhkan aransemen baru dan membawa nuansa berbeda, karena gaya bernyanyi Pamungkas yang khas.

Saya pun iseng membuat playlist bernama OriRecy Songs dalam pemutar musik digital. Berisi banyak lagu versi asli dan aransemen ulang, baik lagu Indonesia atau barat.

Setelah saya ulik lagi, rupanya Dewa19 punya kolaborasi juga dengan beberapa musisi lain, diantaranya Yura Yunita dalam lagu Kangen dan Risalah Hati, Maliq & D'Essentials untuk Kamulah Satu-Satunya dan Aku Cinta Kau dan Dia, juga Ello dalam Arjuna, Tak Kan Ada Cinta yang Lain, dan Sudah. Yang mengejutkan, nama diva legendaris Vina Panduwinata pun ada dalam project ini, membawa tembang bertajuk Apa Kabar.

Tapi, dari sederet lagu yang dinyanyikan ulang itu, Tak Kan Ada Cinta yang Lain dan Sudah versi Ello masih jadi yang paling saya suka. Saya pun awalnya tak menyangka, suara Ello bisa nge-blend dengan lagu-lagu Dewa19.

Terbaru, Dewa19 menggandeng Hanin Dhiya, juara Rising Star Indonesia musim pertama untuk menyanyikan ulang tembang Kangen dan Roman Picisan. Tentunya dengan aransemen dan nuansa berbeda pula.

Saya gembira, karena Dewa19 masih terus berinovasi hingga hari ini. Meski tak banyak lagu baru yang dirilis, namun project kolaborasi ini tetap menyuguhkan banyak hal baru, dari segi aransemen, juga siapa musisi yang membawakan lagunya. Semua itu tetap jadi kejutan dan menarik buat saya.

Jadi, Dewa19 era siapa yang saya suka? Overall, saya suka semuanya. Kangen dan Kirana versi Ari Lasso masih tak tergantikan, begitu pula Pupus dan Mistikus Cinta dalam suara Once. Namun, Ello, Pamungkas, dan musisi lainnya tetap memiliki daya tarik tersendiri, dan saya pun suka itu.

Oh ya, bagi yang kangen nonton Dewa19 manggung, Kamis nanti GTV akan menyiarkan langsung konser mereka, bersama sejumlah musisi dan penyanyi ternama.[]

Nb. Tulisan ini juga diilhami foto di atas.
Image source: Instagram @baladewafamilia.

Posting Komentar

0 Komentar