Terimakasih 2020 : A Little Throwback Note



Pagi terakhir di 2020. Saya memandangi kalender meja beberapa saat usai mematikan lampu tidur. Tak terasa, esok tahun telah berganti. Dan 2020 telah menorehkan banyak kenang, baik yang penuh tawa, atau sarat airmata.

Bagi saya pribadi, 2020 memberi banyak pelajaran, pengalaman, juga "memaksa" terbiasa melakukan rutinitas yang asing untuk saya sebelumnya. Contoh paling sederhana, memakai masker dan membawa hand sanitizer ke mana pun.

Keharusan berdiam di rumah awalnya tentu aneh dan menjenuhkan. Apalagi buat saya, yang hanya punya kesempatan keluar rumah di akhir pekan. Tapi, lambat laun saya mulai bisa terbiasa. Berusaha mencari hiburan untuk diri sendiri.



2020 membuat saya akrab dengan Netflix, Disney+ Hotstar, juga sejumlah platform yang adakan konser musik daring. Menonton konser Afgan, juga AFI Reunion lewat live-streaming pun terwujud tahun ini, justru saat harus berdiam di rumah.



Meski akhirnya saya tak hanya berada di rumah. Momen keluar rumah saya diawali dari kunjungan ke Malang, lalu ke Jogja, dan Probolinggo dalam rentang waktu cukup jauh. Walau pergi keluar kota, namun saya hanya pergi berempat. Kami pun tak banyak berkunjung ke destinasi wisata.
Saya juga sempat mengunjungi Sirah Kencong bersama para sepupu. Meski tak sampai jauh, karena saya sudah merasa cukup lelah.



Selain itu, pertemuan dengan sejumlah teman dalam acara pernikahan, atau sekadar ngobrol di kedai kopi. Tentunya saya pilih kedai yang sepi pengunjung, dan memilih duduk di area paling lengang. Pertemuan paling berkesan tentunya dengan salah satu Sahabat Merah Putih, di pertengahan Desember lalu.





Namun, bila ditanya perjalanan mana yang paling berkesan, tentunya saat ke Bandung di bulan Januari lalu. Naik kereta api, naik ojek online keliling Kota Bandung, juga bertemu teman sesama Afganisme untuk pertama kalinya setelah kenal sekitar delapan tahunan.



Terakhir, tapi bukan yang paling akhir, adalah diberikannya kesempatan untuk menjadi narasumber pada program siaran akhir pekan di sebuah radio. Itu juga merupakan mimpi yang terpenuhi.

*

Terimakasih, 2020. Engkau memang menyuguhkan banyak warna sepanjang 12 bulan ini. Banyak kabar sedih dan kehilangan yang saya dengar. Banyak pula hal asing yang akhirnya jadi kebiasaan. Namun, saya tetap bersyukur, sebab sadari satu hal. Bahwa siapa dan berapa pun banyaknya teman kita, keluarga tetap jadi yang paling mengerti.



Terimakasih 2020, untuk mimpi dan angan yang telah tercapai di masa pandemi ini. Dunia pasti akan selalu mengenang hadirmu bersama ribuan kisah yang kau bawa.

Selamat datang 2021. Semoga kita tetap sehat dan bahagia selalu. Entah kapan pandemi ini usai, namun saya yakin harapan itu akan terus ada. Harapan agar pandemi ini segera berlalu. Aamiin...[]

"Tomorrow is a first blank page of a 365 page book. Write a good one!"
-Brad Paisley

Posting Komentar

0 Komentar