Cerita Kedai Kopi (3) : Anonym Book and Coffee






Ada binar di mata saya saat temukan sebuah akun baru di Instagram. Gambar profilnya berlatar kuning cerah dengan tulisan 'Anonym book and coffee' dengan huruf latin berwarna putih.

Apakah tempat yang sudah lama saya rindukan kembali lagi?

Benar saja. Seminggu kemudian, sekitar pertengahan Januari, ada pengumuman buka perdana dari tempat ini. Sayangnya saat itu saya belum sempat ke sana.

*

Pebruari - Maret 2020

Akhirnya saya sampai di sini juga. Mata kembali berbinar, seiring senyum yang melebar. Senang dan lega, sebab tahu bahwa Mbak Na, perempuan bergaya busana kasual dan berkacamata itu sehat-sehat saja. Lebih gembira lagi karena ia masih bersemangat menularkan minat baca untuk sebagian warga kota ini. 




Anonym bertempat di Pasar Pusat Kuliner, Jalan Ahmad Yani Blitar. Diantara deretan kios yang nampak sama dengan etalase makanan atau seperangkat alat masaknya, Anonym terlihat berbeda sendiri. Meski tempat itu lebih kecil, namun desain minimalisnya tetap membuat saya jatuh cinta. Rasanya serupa saat memasuki Philokoffie pertama kali, empat tahun lalu.

*






Menu di sini dituliskan di permukaan sebuah cermin sedang. Favorit saya masih kopi tubruk, caramel coffee latte, cokelat panas dan dingin, juga es cokelat Oreo. Belakangan, saya mencoba Long Black Lime, perpaduan antara espresso dan perasan jeruk nipis, yang dikocok dan disajikan dingin. Rasa pahit-asamnya sungguh menyegarkan.






Ada sebuah rak buku di sisi rolling door, juga lima rak buku di dalam ruangan. Ditemani jajaran cangkir dan gelas, rak berisi deretan stoples berisi bubuk cokelat, redvelvet, matcha, dan gula. Tak lupa, ada pula bak cuci piring, serta meja yang dihuni sejumlah alat kopi dan beberapa varian kopi.




Di sisi kanan, sebuah karpet kelabu terhampar, bersama lima bantal kecil. Di sebelahnya, ada kulkas kecil untuk menyimpan es batu dan biskuit.

Sayangnya, Anonym tak menyediakan menu kudapan ringan. Mungkin karena di kios-kios lain sudah banyak yang menawarkan menu serupa, bahkan ada menu berat juga.

*

Di dindingnya pun ada beberapa hiasan macrame yang terpasang, juga sebuah papan bulat bertuliskan sejumlah ketentuan di Anonym Book and Coffee ini. Dua diantaranya adalah "buku boleh dipinjam dan dibawa pulang", serta "bayar sewajarnya untuk semua menu". Ya, kafe ini memang tak mematok harga untuk tiap sajiannya.




Oh ya, terdapat empat set meja-kursi kayu juga di luar kios itu. Hiasan bunga di dalam botol kaca terletak di atasnya. Khas Mbak Na.

*

Buku-buku di Anonym adalah milik Mbak Na, yang didapatkan dari donasi beberapa kawannya atau membeli sendiri. Beberapa diantaranya sudah pernah saya baca ketika "era" Philokoffie dulu.

Beragam buku, mulai dari biografi, novel, hingga kisah sejarah mendominasi rak buku. Ada pula sejumlah komik dan buku cerita anak.






Ternyata masih banyak buku keren yang belum pernah saya baca. Salah satunya, buku yang langsung kembalikan memori masa kecil, Winnie The Pooh. Saat meminjam buku ini pertama kali, saya langsung ingin memilikinya juga. Syukurlah, saya berhasil mendapatkannya lewat aplikasi Bukalapak, dengan bantuan seorang teman.

*




Selain itu, saya pun temukan sebuah karya duo musisi, Endah 'n Rhesa bersama Eko Wustuk. Bertajuk I'm All Ear's. Mengisahkan awal temu dan perjalanan karier Endah Widiastuti dan Rhesa Aditya. Oh ya, EAR adalah singkatan dari Endah and Rhesa.




Ada pula novel bertajuk Yogyakarta, yang memberitahu kita lika-liku hidup beberapa mahasiswa penghuni sebuah rumah kost di Yogya.




Buku bertema kopi pun turut saya baca. Ada Coffee Memory dan Kahve: Shamrock & Raven. Dua buku ini membawa tema kopi diramu keunikan alur ceritanya masing-masing.




*

Pada kunjungan berikutnya, saya bertemu Little Women, sebuah novel terjemahan karya Louisa May Alcott. Novel yang telah difilmkan ini mengisahkan kehidupan empat saudari perempuan, dan segala usaha meraih cita-cita mereka. Saya pun telah menonton film ini di sebuah website penyedia layanan streaming.






Lalu, di sore ini, saya temukan sebuah karya Fira Basuki yang diadaptasi dari script film box office, Brownies. Film yang dirilis pada 2004 silam itu dibintangi Marcella Zalianty, Bucek Depp, Philip Jusuf, Arie Untung, dan Luna Maya. Film ini pula yang membuat saya kenal salah satu tembang hits Gigi, Perihal Cinta.




*

Meski saya telah mengoleksi banyak buku di rumah, namun mengunjungi Anonym sepertinya akan menjadi sering. Julukannya adalah third home-si Rumah Ketiga. Hehehe.






Terimakasih telah hadir kembali, Mbak Na dan Anonym. Semoga semangat itu tak kenal pudar. Stay healthy, Mbak Na. Stay alive, Anonym. That's all I wish for.[]

15 Maret 2020
Adinda RD Kinasih



loading...




loading...


Posting Komentar

0 Komentar