Dua Garis Biru : Lebih dari Sekadar Seks Bebas

Judul : Dua Garis Biru
Skenario : Ginatri S. Noer
Sutradara : Ginatri S. Noer
Aktor : Angga Yunanda, Adhisty Zara, Lulu Tobing,
            Dwi Sasono, Cut Mini, Rachel Amanda,
            Maisha Kanna
Produksi : Starvision Plus

Jikalau telah datang waktu yang dinanti
Ku pasti bahagiakan dirimu seorang
Kuharap dikau sabar menunggu
Ku pasti akan datang untukmu

Lagu inilah yang terngiang di telinga sejak pulang dari bioskop semalam. Ya, akhirnya rasa penasaran saya akan kisah ini berakhir sudah.

***

Dua Garis Biru mengisahkan Dara dan Bima, sepasang remaja 17 tahun yang sedang dibuai asmara. Hingga suatu ketika mereka melakukan sebuah kesalahan yang mengakibatkan Dara hamil. Pergolakan batin Dara dan Bima dimulai sejak saat itu.

Awalnya, Bima mengajak Dara ke sebuah tempat praktik aborsi. Namun, Dara mendadak enggan melakukannya dan memilih mempertahankan janin di perutnya itu. Beruntung, Bima mendukung keputusannya dan tetap akan mendampinginya.

Kemudian, mereka kembali dilanda kebingungan saat akan memberitahu keluarga. Bima menyarankan agar menutupi kondisi itu hingga usai Ujian Nasional. Dara berusaha menyembunyikan kehamilannya dengan memakai seragam longgar, juga jaket saat berada di sekolah.




 

Hingga pada suatu ketika Dara pingsan dan dibawa ke UKS. Orangtua mereka berdua dipanggil ke sekolah. Rahasia itu terbongkar sudah.
Bagaimanakah perjalanan cinta Dara dan Bima selanjutnya? Apakah keputusan yang akan diambil oleh para orangtua mereka?

***

Film ini mulai ramai diperbincangkan sejak trailer-nya diluncurkan sebulan lalu. Banyak yang penasaran, ramai pula yang ingin mencegah film ini tayang. Tapi akhirnya, film ini dirilis pada 11 Juli lalu.

Sejak nonton trailer-nya, saya sudah penasaran dengan cerita Dara dan Bima. Apalagi sejak menonton beberapa review di YouTube.

Akhirnya, semalam saya berkesempatan nonton film ini, dan benar. Dua Garis Biru lebih dari apa yang disangkakan sebagian orang.

Tak hanya tentang bagaimana Bima dan Dara menghadapi akibat dari pergaulan bebas; namun juga membaiknya komunikasi kedua keluarga karena kejadian itu. Pentingnya komunikasi antara orangtua dan anak menjadi hal yang paling ditekankan dalam film ini. Meski ending-nya terkesan menggantung, tapi secara keseluruhan ia berhasil menyampaikan pesannya.

Satu lagi yang istimewa dari film ini adalah lagu-lagu soundtrack-nya. Ada lagu milik Angsa dan Serigala, Rara Sekar, Pamungkas, Kunto Aji, dan tembang Jikalau milik Naif yang liriknya saya tulis di atas tadi.

Hingga kemarin, film debut Ginatri S. Noer sebagai sutradara ini telah meraup satu juta lebih penonton. Tak hanya menyentuh, film yang sedikit berunsur komedi ini penting untuk disimak para orangtua dan remaja.[]

17 Juli 2019
Adinda RD Kinasih
loading...

Posting Komentar

0 Komentar