Untuk Gadis Cahaya

Saya mengenalnya sejak di Tsanawiyah. Sempat sekelas saat kelas 7. Meski di kelas 8 dan 9 berbeda kelas, kami tetap jadi sahabat baik.
Bertemu lagi di masa Aliyah, kami satu jurusan di Bahasa.

Sedari Tsanawiyah, dia sudah gemar menulis cerita. Kala itu, berkawan pensil-pulpen dan buku tulis, ia kerap menyisihkan waktu untuk menulis. Jika selesai, saya menjadi pembaca pertamanya. Saya selalu mengagumi ide dan alur ceritanya yang di luar dugaan. Kegemaran ini berlanjut hingga di Aliyah.

***

Sekian lama menjadi pembaca, lambat laun saya ikut menulis juga. Jadilah, teman-teman di kelas pun hafal kebiasaan kami. Kemudian, karya kami pun masuk majalah sekolah. Saya dengan cerbung berjudul Hujan Cinta di Langit Jogja, dan dia dengan cerpennya yang berjudul Last Time.

Gadis penyuka drama Korea dan boyband EXO ini dahulu sering main ke rumah saya dengan kayuhan sepedanya. Hingga kini, saya masih berhubungan baik dengannya. Dia masih mengunjungi saya saat Lebaran atau libur panjang. Terakhir, kami berjumpa 9 bulan lalu, pada satu sore di sebuah kafe.

***

Selamat ulangtahun, Mbak Anis Nur Hidayah. Terimakasih untuk masih mewarnai hidup saya sejak dulu hingga kini. Terimakasih untuk pernah dan tak lelah jadi penampung cerita dan pemberi nasihat bagi saya. Terimakasih untuk turut menginspirasi saya menulis.

Segala doa terbaik saya mohonkan untuk usia barumu ini. Semoga kelak saya bisa main ke rumahmu, ya. Salam untuk Ibu, Bapak, Uci, dan Aca. Saya yakin, mereka selalu bangga pada Cahaya sepertimu.

Oh ya, satu lagi. Saya kangen membaca ceritamu.[]

Blitar, 21 Nopember 2018
Adinda RD Kinasih

Posting Komentar

0 Komentar