Masih Tentang Rumah Kedua

Sejak mengenal Philokoffie yang beralamatkan Jalan Dr. Sutomo nomor 2 itu, ujung pekan saya jadi makin berwarna.

Jika sebelumnya sepanjang Ahad sore hanya dihabiskan di Perpustakaan Bung Karno; atau kadang pergi ke warung kaki lima dan cepat saji, kini Philokoffie jadi seperti destinasi wajib yang tak boleh alpa disinggahi tiap usai rutinan di Perpustakaan.

Meski tak ada buku yang harus dikembalikan atau ingin dipinjam, selalu ada banyak hal yang dapat dilakukan di tempat ini. Mulai berdiskusi tentang buku dan musik, berfoto, menuangkan ide, hingga menggali inspirasi. Disertai mencicipi aneka varian kopi, tentunya.

***

Entahlah, mengapa saya begitu menyukai tempat ini, bahkan sampai menyebutnya Rumah Kedua.

Saya menyukai segala kesederhanaan yang ada di dalamnya : sambutan ramah, obrolan ringan, canda tawa, daftar lagu yang boleh diganti sesuka hati, buku yang boleh dipinjam hingga kapan pun (eh...enggak juga sih, hehehe), sinyal WiFi yang super lancar, dan segala racikan kopinya, tentu saja. Dan lagi, tempat shalat yang aksesibel bagi saya. Itu adalah keistimewaan tersendiri.

Tak hanya rutin berkunjung, saya pun kerap membagi cerita singkat tentang kafe penuh buku ini lewat media sosial. Hingga, ada beberapa teman yang penasaran dan ingin mampir juga.
Tapi, mungkin kesan mereka terhadap kafe ini biasa saja, tidak sedalam saya, hehehe (lebai).

***

Seperti sore ini, saya habiskan dua setengah jam di Rumah ini lagi usai rutinan. Bersama roti canai dan teh Cascara--bisa juga disebut Rosta (teh dari kulit kopi), saya mengerjakan sejumlah tugas yang belum terselesaikan. Masih diselingi diskusi kecil dan canda tawa, tentunya.

Bicara tentang rasa, menurut lidah saya, ada perpaduan asam dan tawar pada teh dari kulit kopi ini. Saya meminumnya tanpa gula, karena mungkin jika ditambah gula perpaduan rasanya akan berbeda.

***

Terimakasih Mbak Ratna Haryani, Mas Kharis Khuseen, Mbak Lisa, dan seisi Philokoffie yang buat akhir minggu jadi makin berpelangi.

Tetaplah ada di kota ini; menjadi rumah bagi orang-orang yang tak terlalu suka suasana terlalu riuh seperti saya. Hehehe.

This place still be my second home, indeed.[]

15 Oktober 2017
Adinda RD Kinasih



Posting Komentar

0 Komentar