Sedikit Tentang 15 September

Dari tahun ke tahun,15 September selalu punya kesan tersendiri. 25 tahun silam, di tanggal ini, saya lahir di RSI Aisyiyah Malang. Itulah mengapa Malang selalu punya tempat tersendiri di hati saya.

Dulu di masa kelas satu hingga tiga SD, momen 15 September selalu diisi dengan pesta khas anak-anak; diadakan di kelas, lengkap dengan balon, topi warna-warni dan kue tart. Tak lupa, bingkisan turut diberikan oleh teman-teman sekelas.

Penggagasnya adalah Eyang Kakung dan Putri dari Ayah. Mereka akan berangkat pagi-pagi benar dari Malang demi merayakannya. Maklum saja, saya adalah cucu pertama.

Tahun 2003, saat saya kelas 4 SD, Eyang Putri wafat. Tradisi perayaan ulangtahun di sekolah pun berakhir. Namun, saat kelas enam, saya mengundang teman-teman sekelas ke rumah, dan merayakan 15 September di sana.

***

Di tahun-tahun berikutnya, 15 September dilewati dengan cara sederhana. Hanya bertukar ucap selamat-ulangtahun dan terimakasih dari beberapa orang terdekat. Kemudian, makan bersama kedua orangtua dan adik.

Namun, selalu ada kejutan di balik kesederhanaan itu. Ada beberapa orang yang tetap memberi hadiah dari tahun ke tahun, ada pula yang berhenti. Kejutan justru banyak hadir sejak 2014 lalu, sejak saya mengenal teman-teman Afganisme di Facebook.

Ada yang memberikan flashdisk berisi video-video penampilan Afgan. Ada pula yang mengirim kaset album Afgan ditambah kotak musik.

***

Kejutan lain datang di tahun 2015, saat salah satu sahabat saya memberikan kado yang terlambat. Hadiah itu sedianya untuk 15 September, namun baru saya terima tiga hari kemudian. Saya sempat terkejut dan tak menyangka dia akan memberikan hadiah. Karena sejak awal mengenal bertahun lalu, dia hanya memberi ucapan lewat pesan singkat saat 15 September.

Begitu pula di tahun berikutnya, sebuah MP3 Box diberikan satu bulan lebih lambat; setelah sebelumnya ada sebuah pesta kecil di teras rumah yang dibuat oleh teman-teman komunitas.

***

Tahun ini, 15 September menjejakkan angka 25. Tak terasa, seperempat abad sudah usia saya. Saat ini hadiah tak lagi jadi prioritas, meski tetap akan diterima dengan senang hati jika ada yang memberikannya, hehehe.

Namun, jika boleh, saya ingin membuat perayaan kecil; dari saya untuk diri saya sendiri. Bersama secangkir kopi tubruk atau cokelat dingin, kudapan ringan, buku-buku, dan lagu. Di mana lagi tempatnya, jika bukan di Rumah Kedua saya di Jalan Dr. Sutomo nomor 2.

***

Yang pasti dan belum berubah hingga sekarang adalah, masih banyaknya ucapan selamat dan doa yang disematkan untuk 15 September. Terimakasih atas doa-doa baik yang dipanjatkan, semoga semua kembali pada yang mendoakan.[]

15 September 2017
Adinda RD Kinasih

Posting Komentar

0 Komentar