Teruntuk Matahari (2)

"Setiap orang yang datang ke kehidupanmu punya kapasitas sendiri-sendiri untuk menjadikanmu lebih baik..."

-Matahari

Tulisan ini masih saya beri judul sama seperti tiga tahun lalu. Teruntuk Matahari. Mengapa Matahari? Karena dalam namanya ada kata "Surya", yang berarti Matahari.
Dan seperti matahari, ia selalu berusaha memberi cahaya di hidup setiap orang yang dikenalnya.

Seperti catatan kemarin, kali ini juga saya tujukan bagi sahabat sejak SD. Sejak awal, saya juga berada satu kelas dengannya, di kelas B.

Di masa kecil, badannya cukup gemuk, juga tak terlalu tinggi. Dia tak terlalu pendiam, tapi juga tidak tergolong nakal.  Saya sendiri justru tak terlalu akrab dengannya di masa SD dulu. Yang saya ingat, dia gemar bermain sepakbola, juga permainan khas anak laki-laki lainnya.

***

Sama dengan Gilang, saya bertemu lagi dengannya di tahun 2012, pada momen Lebaran. Saya masih ingat, siang itu, sebuah dering telepon memutus mimpi. Saat saya jawab, ada sebuah suara asing yang menyapa.

"Dinda? Ini aku Ade. Aku di depan rumahmu sekarang."

Mendengar itu, sejenak saya diam. Berusaha mengingat nama Ade yang mungkin saya kenal. Saya menebak-nebak, tapi juga tak yakin benar. Saat membuka pintu, dugaan saya terbukti. Beberapa Sahabat Merah Putih ada di teras, termasuk Ade. Kedatangan mereka mengejutkan, sekaligus menggembirakan saya.

Sejak saat itu, momen Lebaran menjadi lebih istimewa untuk saya. Ada kedatangan mereka yang pasti saya tunggu. Di dua Ramadhan beberapa tahun lalu pun, kami juga dipertemukan dalam sebuah acara Buka Bersama.

Akhir-akhir ini, beberapa dari kami malah bertemu untuk menghadiri undangan pernikahan. Beberapa Sahabat Merah Putih memang sudah berkeluarga.

***

Dari sekian banyak Sahabat Merah Putih, saya paling sering mengobrol dengan Ade, lewat pesan Whatsapp. Lebih tepatnya, curhat. Hehehe. Dan di sela kesibukan padatnya, Ade selalu menyisihkan waktu untuk membalas pesan dan memberi saran untuk masalah yang itu-itu saja.

Sebenarnya saya mencoba mengerti segala kesibukannya dan berusaha tak mengganggunya dengan cerita monoton saya. Tapi terkadang, saya tak tahu lagi harus bercerita pada siapa.

Saking seringnya bercerita masalah yang sama, Ade jadi hafal setiap kali saya mengirimkan pesan dengan kalimat, "De, lagi sibukkah?". Dia akan menjawab, "Mau cerita ya, Din?"

Hehehe...saya jadi malu sendiri. Maka, tak berlebihan rasanya jika saya katakan, nama Surya sangat pas untuknya. Dia, seperti namanya, selalu memberi cahaya untuk hidup orang lain dengan caranya sendiri.

***

Ade Surya Haryono. Thanks for many times you've spent, many advices you've given, also many stories and laugh you've shared with me. Dan satu hal lagi yang terpenting, thanks a lot for your existence.

Maafkan untuk semua waktumu yang tersita untuk menjawab semua keluhan saya. Hanya Allah sebaik-baik pemberi balasan.
Selamat mengenang tanggal lahir, di hari ini. Semoga panjang umur, sehat, dan sukses selalu.[]

19 Juli 2017
Adinda RD Kinasih

Posting Komentar

0 Komentar