28 Juni. Pagi sudah menginjak angka sembilan, tapi saya masih di rumah. Ya, rencana yang digagas semalam belum menunjukkan tanda-tanda akan terlaksana.
Rencananya, kami akan berkeliling Blitar lagi, sekalian mencicipi bakso Pak Irul di kawasan Kebon Rojo yang sudah lama tak kami kunjungi. Namun, dua kakak sepupu saya yang berumah di Perumahan Pakunden--Mas Dito dan Mas Daffa belum juga bisa dihubungi. Jadilah, saya, adik, dan Mbak Savira--sepupu dari Gresik hanya bisa menunggu.
Menjelang siang, ada kabar terbaru dari kedua kakak sepupu saya itu. Rupanya mereka tengah berada di Sirah Kencong. Wah, kalau tahu begini kami bertiga pergi sendiri saja.
***
Namun, rupanya ada kejutan untuk saya di jam setengah empat sore. Sebenarnya inilah yang saya tunggu sejak permulaan hari. Kedatangan Sahabat Merah Putih!
Kali ini pasukan tak sebanyak biasanya; hanya Ade, Fian, Ikra, Gilang, Dimas, Rendik, Pipit, dan Ulfa. Meski kini pasukan yang berkunjung tak sebanyak tahun 2012 lalu, namun tak mengurangi rasa syukur di hati saya. Mengingat mereka adalah sahabat sejak SD, tapi masih menjalin silaturahmi hingga sekarang.
Bincang ringan berpadu tawa mulai ditukar. Saya menggemakan tawa mendengar cerita Gilang tentang salah satu teman SD yang dulu sering dinakalinya. Mengingat masa kecil membuat saya merindukannya.
Ternyata, kejutan belum usai. Di ujung jumpa, Ulfa mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
"Dinda, aku minta doanya ya. InsyaAllah tanggal 22 bulan depan aku mau nikah."
Ucapan itu terlontar seiring sepucuk undangan berwarna emas yang tersodor di hadapan saya. Sesaat saya terpaku. Kaget. Tak tahu kata mana yang harus diucap lebih dulu. Hingga akhirnya saya mengucap Hamdalah dan rangkaian harapan untuk kelancaran pernikahan Ulfa, dengan setengah terbata. Saya ikut bahagia, tentu saja. Meski masih terlalu kaget untuk hal ini.
Setelahnya, mereka benar-benar mohon diri. Terimakasih untuk satu jam perjumpaan ini, Sahabat. Mungkin tahun depan belum tentu bisa berkumpul lagi karena kesibukan masing-masing. Semoga kalian sehat dan sukses selalu.
***
Usai Maghrib, saya mendapati minibus hitam terparkir di luar pagar. Rupanya itu Mas Dito, Mas Daffa, dan Mas Hilmy--adik Mbak Savira. Rencana keliling kota tetap berjalan, rupanya. Kali ini Mbak Sav penasaran dengan menu sate tahu.
Kami menuju kawasan sekitar Polres Kota Blitar, karena warung sate tahu yang dimaksud berada di sana. Namun sayang, warungnya sudah tutup. Perjalanan dilanjutkan ke sebuah minimarket. Kami membeli beberapa kudapan ringan.
Rupanya, makanan ringan tak sepenuhnya bisa memadamkan kelaparan kami. Maka, kami lanjutkan perjalanan ke restoran gelato di samping gedung Kejaksaan. Namun ternyata ramai sekali malam itu. Tempat parkir pun penuh.
Maka, pilihan terakhir adalah restoran cepat saji yang berada tak jauh dari sana. Selepas menghabiskan satu jam di sana, kami beranjak pulang.
Perjalanan hari ini usai, namun masih akan berlanjut esok hari.[]
28 Juni 2017
0 Komentar