Merangkum Sepuluh Tahun Pada Sepuluh Mei

"...When I'm with you, I can feel so unbreakable..."

-Westlife, Us Against The World


Akhir duaribu tujuh. Mengenalmu saat masih berbalut seragam putih abu-abu, lewat selebaran ekstra kurikuler Jurnalistik yang markasnya dicat warna biru.

Sejak itu, ada bincang yang terbuat dari siang selepas jam pulang; bersama pemandangan halaman sekolah yang lengang, juga bangku panjang berlapis porselen yang kosong.

***

Kadang, bincang berlanjut dengan saling menyahuti kalimat di telepon. Tentang apa saja, termasuk kegemaran yang nyaris sama : menulis, buku, film, dan lagu.

Terkadang, cerita keseharian dan keluarga ikut ditukar. Perihal rumus dan kosakata dari tumpukan tugas sekolah tak ketinggalan, masuk pula dalam bincang.

***

Tukar buku pun acapkali dilakukan. Buku tulismu yang penuh tulisan bertinta biru sering kupinjam hingga lebih seminggu. Kamu pun hampir selalu membaca karya-karya yang kutulis dengan pensil itu; lalu membubuhkan sebaris-dua baris kalimat kritik dan saran di sana.

Sedang aku, justru sangat jarang mengkritisi karyamu, malah gemar membenahi kesalahan tulis huruf, kata, dan tanda baca yang sering kamu lakukan.

***

Hingga tiba waktunya kamu menanggalkan setelan putih abu, dan melanjutkan langkah ke sebuah dunia yang menyebutmu Mahasiswa. Sedang aku tengah dikepung kecemasan oleh ujian kelulusan.

Sejak itu bincang tak terangkai sesering dulu-mungkin hanya lewat satu-dua kalimat yang tertera dalam pesan singkat.

Namun aku tahu kamu masih tekun memperjuangkan mimpimu, dan tetap mendorongku untuk tak lelah berjuang pula.

Aku tahu semuanya berkat beranda linimasa warna biru, yang kini jadi tempatmu menuliskan segala kisah dan ilmu yang kamu tahu.

***

Duaribu sebelas. Saat kamu mengenalkanku pada gadis yang punya sejarah lahir hampir sama denganku. Keadaan kakinya pun hampir sama, dan menyebabkan sebelah kaki kami 'istimewa'. Bedanya aku kaki kanan, dan dia kaki kiri.

Sejak itu dunia jadi lebih luas di mata dan pikirku, karena dia tak henti mengajarkan bagaimana berani menaklukkan diri sendiri.

Dan akhirnya, sejarahku mencatat, pernah kukunjungi Malang, kota favoritku itu, sendirian, mungkin lima kali. Dan dapat merasakan naik travel, menyeberang jalan, naik mikroket, dan berjalan menyusuri gang sejauh setengah kilometer untuk pertama kali.

Maka, terimakasih untuk telah mengenalkanku padanya. Terimakasih karena masih belum lelah mengobarkan semangatku.

***

Setelah itu, sekiranya dua tahun setelahnya, kita tak lagi bertemu. Nada pesan dan dering telepon pun makin jarang pula tercipta. Namun, kadang kamu masih menandaiku dalam catatanmu yang dibagikan ke linimasa.

Hingga, saat bulan Agustus menjejak angka satu, tahun duaribu limabelas. Dua kalimat yang terkirim sebagai pesanmu mengetuki ponselku. Isinya, sebuah undangan halal bihalal di rumahmu esok harinya.

Dan berkat undangan itu, ada banyak sahabat baru yang kukenal, juga banyak "pertama kali" lain yang kualami.

***

Bergabung kembali di FLP Blitar, punya antologi cerpen, memberanikan diri nyanyi lagi setelah sekian lama, mengunjungi banyak tempat dan tidak bersama keluarga, hingga ada kelumit artikel tentangku di koran itu. Mungkin aku takkan bisa mencapai semuanya, jika kamu tak mengundangku ke rumahmu saat itu.

Dan kemudian, kutemukan sebuah rumah kedua-kafe mungil di barat kota; dengan banyak buku langka dan aroma kopi, yang hampir selalu dikunjungi seminggu sekali.

***

Kini, tepat sepuluh tahun sudah usia persahabatan kita.

Maafkan aku selalu, untuk semua salah ucap dan laku selama ini. Maafkan juga untuk telah sering merepotkanmu.

Tak ada yang bisa kukatakan selain terimakasih.

Untuk catatan-catatan yang telah kamu tulis dan bagikan, hingga menjadi inspirasi.

Untuk semua cerita dan ilmu yang terangkai dalam setiap bincang; kapan pun, dengan siapa pun, dan di mana pun itu.

Untuk sejumlah lagu yang kamu cipta dan nyanyikan, hingga membuatku berani kembali bernyanyi.

And for never stop teach me to be stronger and exceed myself more than before.

***

Terimakasih telah menjadi salah satu sahabat terbaik sepanjang sepuluh tahun ini.

dan...

Selamat mengenang Sepuluh Mei tahun ini.

Selamat ulangtahun, Kak Fahri.[]

Posting Komentar

0 Komentar