"No words can describe, how beautiful you are..."
-No Words, Marcello Tahitoe
Sepertinya penggalan lirik di atas begitu pas menggambarkan album ini. Lagu berbahasa Inggris ini pula yang langsung saya sukai sejak kali pertama mendengarkan keseluruhan albumnya.
Sejak menyimak interview Ello di GenFM pada pertengahan April lalu, benak saya dihinggapi penasaran yang sungguh.
Seperti yang diutarakan dalam obrolan itu, album baru lelaki bernama lengkap Marcello Tahitoe ini akan segera hadir di akhir April.
Judulnya Ombak Melankolia; dua kata yang langsung membuat saya jatuh cinta.
Akhirnya, saat yang ditunggu pun tiba. 25 April, tepat pukul 12 malam, saya membuka Spotify dan mulai mendengarkan album ini. Dimulai dari lagu pertama.
1. Setunggal
Suguhan manis nan melankolis itu dibuka oleh Setunggal. Seperti judulnya, yang berarti "satu" dalam Bahasa Jawa, lagu ini pun berada di urutan pertama.
Menjelajahi malam. Merayakan kelamnya hidup ini tanpa kau, Sayang...
Mendengar penggalan lirik ini, saya tertegun. Merayakan kelam, saya jatuh suka pada dua kata itu.
Setunggal bernuansa kegalauan yang sarat. Mengisahkan diri yang tak sanggup berpindah hati dari seseorang yang telah pergi.
2. Terlupakan
Nuansa serupa saya temukan pada Terlupakan. Hati ini tertarik seketika saat mendengar intro-nya. Ada pula sepenggal lirik yang buat jatuh cinta.
Tanpa terang yang sempat ada kugenggam. Aku merasa hilang, tenggelam...
3. Asmaralaya
Pada urutan ketiga, Asmaralaya; dibuka dengan gebukan drum yang langsung nagih di telinga. Diikuti dua kalimat manis yang begitu membekas sejak didengar kali pertama.
Kau dan aku mensyahdukan malam itu. Layar di TV-ku menyaksikan asmara biru...
Tapi, satu yang paling bikin jatuh cinta, tetap aransemennya. Keren maksimal!
4. Do Over
Losing you is hard to comprehend...
Sebuah kalimat yang langsung mengena di hati dan menjadi favorit saya.
Lagu ini hadir pertama kali sebagai single di tahun 2023 lalu. Kemudian ikut masuk ke dalam album ketujuh Ello tahun ini.
Cara Ello menyanyikannya terdengar sederhana, namun kegalauan dalam lirik-liriknya begitu mengena.
5. No Words
Layaknya penggalan lirik yang tertulis di awal catatan ini, lagu inilah yang langsung membuat saya penasaran.
Dan benar saja. Rangkaian kata manis berbahasa Inggris itu mampu meluluhkan telinga dan hati seketika.
Dan saya pun masih jelas mengingat, bagaimana binar mata Ello dan makin eratnya genggam tangan itu, saat saya bilang bahwa lagu ini menjadi karya yang paling saya sukai.
6. Penasaran
Mungkinkah kita kan bertahan. Jalani ketidakjelasan. Mungkinkah kau jadi milikku?
Hiyaa! Saat sampai di lagu ini, hati saya bersorak seketika.
Mengapa Ello seolah tahu apa yang hati saya alami bertahun-tahun ini? Mencinta orang yang sama, namun semua itu berujung pada ketidakjelasan.
Namun bedanya, kini saya sudah tidak lagi penasaran. Biarlah dua raga itu saling pergi, tak usah peduli tentang rasa yang masih tersisa di sini. Nantinya rasa itu pun akan hilang sendiri. Semoga.
7. Janji Sumpah
Judul lagu ini merangkum lirik-lirik di dalamnya yang berisi ungkapan perasaan Ello pada sang istri, Cindy Maria. Dirilis sebagai single pada 25 Januari 2022, lagu ini juga menjadi hadiah anniversary pernikahan mereka.
Akulah dia, orang yang kau minta pada Tuhan. Di setiap doa yang kau panjatkan. Untuk menjadi pendampingmu selamanya.
Lirik tersebut menjadi favorit saya, dan aransemen musiknya juga, tentunya.
8. Slavish Lover
Stargaze is all I can do. Unless you give me something to choose.
Lirik yang ini juga langsung mengena di hati saya. Sebab, kini memang hanya itu yang bisa saya lakukan; tak ada pilihan lain.
Slavish Lover juga menghadirkan aransemen musik yang langsung terasa nyaman dan nagih di telinga.
9. Hapus Air Matamu
Tak senada dengan judulnya, lagu ini justru mampu membuat airmata saya berderai. Aransemen musiknya yang mellow pun bisa menjadi pengiring yang tepat menjelang tidur.
Terus, teruslah berjalan. Jangan berhenti bertahan. Tinggalkan, lupakan. Jangan menyerah.
Penggalan lirik itu kini menjadi seperti mantra untuk diri saya sendiri.
10. Ombak Melankolia
Lagu yang merangkum keseluruhan album ini. Membawa hangat sekaligus haru yang begitu penuh di hati.
Jika Janji Sumpah ditulis khusus untuk sang istri, maka track terakhir ini dibingkiskan Ello untuk kedua putrinya, Dunia dan Darah.
Alunan gitar yang terdengar di awal terasa sederhana, namun begitu indah di saat yang sama.
Seisi hati makin hangat lagi saat mendengar dua kalimat pada lirik pembukanya.
Tidurlah nyenyak, Duniaku. Rebahlah tenang, Darahku...
Lalu, merunut kata demi kata pada lirik berikutnya, dan keharuan itu hadir di bagian ini.
Memutih sudah rambutku. Bersaing dengan sang waktu. Tuhan dengar doaku. Jagalah bintang kecilku...
Rasanya, saya ingin menambahkan.
Semoga Tuhan pun menjagamu selalu, KakEllo. Meski nanti rambutmu memutih, semoga Tuhan selalu memberimu kesehatan dan kebahagiaan; juga mengijinkanmu untuk tetap membersamai Dunia dan Darah hingga mereka dewasa.
Satu hal lagi; yang tentu akan terpatri di ingatan dan hati saya selamanya.
Sehari setelah dirilisnya album Ombak Melankolia, tepatnya di 26 April 2025; Kota Surabaya menjadi saksi pertemuan langsung saya dengan Ello, setelah 20 tahun menyukai karya-karyanya.
Terima kasih untuk telah meramu Ombak Melankolia dengan begitu indah, Marcello Tahitoe. Apa pun genre musiknya, setiap lagumu selalu istimewa.[]
Foto:
Dokumentasi Pribadi
Tangkap Layar YouTube Ahmad Dhani Dalam Berita
0 Komentar