Mungkin kisah kita t'lah usai
Tak demikian cintaku
Berakhir memang telah berakhir
Namun ku tetap bersyukur...
Tak demikian cintaku
Berakhir memang telah berakhir
Namun ku tetap bersyukur...
-Kisah Kita T'lah Usai (2005)
Awal Kenal, Jatuh Suka, dan Kecewa
Nama Marcello Tahitoe tak pernah asing bagi saya. Lebih dulu dikenal dengan nama Ello, sesungguhnya pesona lelaki ini telah saya temukan sejak 2005. Ya, kala saya berusia remaja, tepatnya di bangku Sekolah Menengah Pertama.
Di masa itu, tembang Pergi untuk Kembali berseliweran di radio dan sempat menduduki posisi teratas di tangga lagu terkini. Telinga saya pun turut terbius dan dilanda penasaran, siapa gerangan solois bersuara merdu ini?
Rupanya, darah musik yang mengalir deras dalam tubuh Ello berasal dari kedua orang tuanya yang menjadi legenda musik Indonesia, yakni Minggus Tahitoe dan Diana Nasution. Tak hanya itu, ternyata sosok ternama Glenn Fredly adalah sepupu Ello.
Namun, meski bakat itu jelas terlihat dalam dirinya, awalnya Ello justru tak suka bernyanyi. Ia lebih menggemari bermain alat musik, seperti gitar dan piano.
Awalnya, lelaki kelahiran 20 Februari ini akan berpartisipasi dalam project album kompilasi recycle lagu lawas. Dirinya akan membawakan karya sang ayah, Pergi untuk Kembali.
Namun, proyek kompilasi ini berubah menjadi album solo perdana, yang dirilis dengan tak terencana.
Album yang didominasi warna hitam ini pun berhasil saya dapatkan kemudian. Sembilan lagu lainnya pun tak kalah merdu, dengan aransemen musik pop R'nB.
Ada dua judul yang menjadi favorit saya, yakni Mungkin Mereka Bilang dan Kisah Kita T'lah Usai.
Namun, selepas album itu, nama Ello tak pernah saya dengar lagi. Ia seperti hilang ditelan bumi.
Baru pada 2008, tembang terbarunya kembali merajai chart musik di berbagai radio. Saya cukup gembira, ternyata Ello Masih Ada, seperti judul karya tersebut.
Beberapa lagu lain seperti Buka Semangat Baru (2011), serta Yang Ku Nanti dan Gak Kayak Mantanmu (2012) sempat akrab di telinga, namun kemudian berlalu begitu saja.
Waktu berlalu, hingga sosok Ello kembali mengejutkan saya pada 2017. Penyanyi bersuara khas ini diamankan karena terlibat kasus penggunaan obat terlarang.
Satu hal yang sangat saya sayangkan, dan jujur saja, cukup mengecewakan. Sejak saat itu, perlahan sosok Ello pun tergantikan.
Kekaguman itu Masih Ada
Sepertinya, putra bungsu Diana Nasution ini memang hobi memberi kejutan. Tepatnya pada September 2021, Ello muncul di kanal YouTube Video Legend milik Ahmad Dhani.
Diiringi personil Dewa 19 yang lain, lagu Sudah, Tak Kan Ada Cinta yang Lain, dan Kau yang Kusayang tersaji dengan warna berbeda lewat suara merdunya.
Rupanya, itu merupakan sebuah proyek kolaborasi yang digagas Ahmad Dhani. Pentolan Dewa 19 ini mengajak beberapa penyanyi untuk membawakan lagi karya-karya terbaiknya dan sejumlah lagu nostalgia yang melegenda.
Selain Ello, ada pula Virzha, Hanin Dhiya, Yura Yunita, Maliq & D'essentials, Pamungkas, dan sebagainya.
Tak berhenti sampai di situ. Setahun kemudian, tepatnya di akhir Februari 2022, Ello menyatakan diri resmi bergabung sebagai vokalis Dewa 19.
Bagi saya yang telah menggemari Dewa 19 sejak kecil, kabar ini sangat menggembirakan selepas hengkangnya Once Mekel.
Dua project kolaborasi Ello bersama band ini sebelumnya, sudah cukup membuktikan bahwa warna vokal lelaki berdarah Ambon-Batak itu sesuai; sekaligus bisa memberi nuansa baru dalam tembang-tembang Dewa 19.
Dari segi kehidupan pribadi, sosok Ello pun tak kalah mengagumkan. Mungkin di panggung atau layar kaca, dirinya dikenal sebagai rocker yang cuek, namun ada pula sisi lembut dan penyayang saat berhadapan dengan sang istri, Cindy Maria dan putri kecilnya, Dunia Tahitoe.
Ello di X Factor Indonesia 2024
Kejutan menggembirakan belum selesai. Bersama Vidi Aldiano, nama Ello tercatat sebagai mentor baru dalam ajang pencarian bakat X Factor Indonesia tahun ini. Tentunya hal ini membuat saya makin bersemangat menonton. Terpilihnya Ello sebagai mentor baru pun rasanya sangat tepat.
Bagaimana tidak, pada medio 2016 hingga 2020, lelaki kelahiran Jakarta ini mengubah nama panggungnya menjadi Marcello Tahitoe.
Tak hanya itu, dirinya pun merilis tiga album beraliran rock alternatif dan grunge.